Highlights 22/08/2009

Keong Mas
Courtesy: Kompas

Some facts of slug:
1. It is fast and strong enough to adapt with the surroundings
2. Able to lay eggs even when they are not two year-old
3. One colony of egg consists of more than 400 eggs
4. Generally more than 90 per cent of the eggs hatch
5. The eggs was put on water surface
6. It can survive inside a mud

——

Mendewakan Makan Daging
Courtesy: Kompas

Saya setuju bahwa semakin banyak makan daging maka semakin bergizi tubuh kita. Itu hanyalah salah kaprah. Daging hanyalah penyeimbang dalam porsi makan kita. Ingat 4 Sehat 5 Sempurna. Nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu. Lauk-pauknya tidak mesti daging. Bisa diganti dengan kacang-kacangan, ikan, dan keju (walaupun keju sedikit berbahaya jika terlalu sering dimakan).

Agama tertentu misalnya melarang umatnya untuk memakan daging. Di agama yang saya anut, ada masa-masa tertentu di mana umat dilarang makan daging setiap hari Jumat.

Mengapakah perusahaan tertentu justru mendewakan daging?Alasannya pasti mengejar keuntungan semata. Memang banyak perusahaan di Indonesia yang tidak mempunyai tanggung jawab sosial atau social responsibility. Apakah keuntungan adalah segalanya?

Inilah kesenjangan yang membuat negara berkembang selalu tertinggal dengan negara maju. Hal-hal kecil inilah yang membuat banyak negara berkembang terkesan berjalan di tempat.

——

Elmo Pun Turut Ambil Bagian
Courtesy: Kompas

Sesame Street, acara anak-anak yang sudah melegenda berasal dari negeri Paman Sam. Namun ada yang sedikit unik dalam satu episodenya. Mereka memperkenalkan krisis finansial global pada anak-anak penonton acara tersebut.

Menurut saya, ini adalah siasat yang baik untuk mengajarkan mereka bahwa di masa susah ini sebaiknya jangan banyak mengeluh. Atau bisa saja digunakan untuk mempersiapkan mereka pada krisis-krisis yang akan datang. Kalau sejak dini mereka sudah dipersiapkan untuk menghadapi hal-hal yang buruk, bukan tidak mungkin krisis bisa ditangani lebih cepat.

——

Rekor Bolt
Courtesy: Kontan

Inilah bahasan olahraga pertama di Apa Kabar Bram. Selamat kepada Usain Bolt!

——

Kontan Daily - Menanti Buka Puasa
Courtesy: Kontan

Manis-manis saat pemilu rupanya ada udang di balik batu. Tujuannya adalah kursi kabinet 2009-2014. Sebetulnya, apa yang politikus kita inginkan? Bukankah pekerjaan mereka hanyalah melayani rakyat dan bukan mengejar keinginan fana semata? Apa lagi di saat bulan Ramadhan ini, berharap ditelpon SBY mendapat posisi menteri.

——

Oom Pasikom - 22-08-2009
Courtesy: Kompas

Oom Pasikom kali ini memiliki ilustrasi dan isi yang kurang lebih sama seperti apa yang digambar oleh Benny Rachmadi pekan lalu dalam Highlights 15/08/2009. Bedanya hanyalah yang menyanyikan lagu “Indonesia Raya” kali ini adalah Oom Pasikom dan ada teroris bersiaga di belakangnya. Apa pesan yang ingin disampaikan GM Sidharta?

Highlights 21/08/2009

Kliping Kompas - Sudan
Courtesy: Kompas

For a long time, Sudan faces conflict in Darfur. The conflict was pushed by dissension between the ethnic Arabs and Africans, religious conflict as well as struggle for natural resources such as oil and gas.

This conflict led to the death of many and forced the rest to take refuge elsewhere. As a result, Sudan is excommunicated by the international community.

——

Gaji
Courtesy: Kompas

Topik ini menjadi pembicaraan hangat di Kaskus kemarin. Kata seorang anggota, orang Jakarta tidak memiliki banyak libur. Sementara segmen Pojok di harian Kompas hari ini menyindir bahwa gaji dan pendapatan memiliki makna yang berbeda. Gaji di Jakarta hanya seperlimabelas gaji di Zurich, Swiss.

Yang digunakan sebagai tolok ukur dalam survei kali ini adalah makanan ‘Big Mac’ McDonald’s dan iPod Nano. Data kali ini pun masih menggunakan gaji kotor mengingat pajak penghasilan tiap-tiap negara berbeda. Mungkin kita juga harus mengadakan survei untuk perbandingan gaji antarwilayah di Indonesia.

——

Komitmen Presiden Yudhoyono dalam Pidato Kemenangannya
Courtesy: Kompas

Saya enggan berkomentar banyak karena yang terpenting adalah realisasinya, bukan janjinya.

——

Kiat Mudik
Courtesy: Media Indonesia

Bulan Ramadhan sudah tiba. Saya ucapkan selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya. Semoga tidak hanya satu bulan berbaik hati tapi setahun penuh. Di akhir bulan puasa, banyak dari kita akan mudik ke kampung halaman.

Patuhi aturan-aturan berkendara yang baik dan aman. Bagi yang menggunakan angkutan lainnya seperti kereta api, pesawat, dan bus, pesan tiket jauh-jauh hari sebelum harga semakin naik. Kiat-kiat mudik sudah terangkum pada diagram di atas yang dicetak oleh harian Media Indonesia.

Sekali lagi, selamat berpuasa dan selamat mudik.

——

Kemampuan Bahasa Indonesia Siswa Rendah
Courtesy: Kompas (klik pada gambar untuk memperbesar)

Berita ini cukup membuat saya kaget. Saya memang sudah tidak menuntut ilmu di Indonesia empat tahun belakangan tapi ada kemungkinan saya akan mengambil Ujian Kejar Paket B atau Paket C dalam beberapa tahun ke depan atau bahkan akhir tahun ini.

Apakah sesusah itukah Bahasa Indonesia? Pada ujian Bahasa Indonesia ketika saya masih berada di bangku SD, saya berhasil mendapat nilai 8,8. Bagi saya, Bahasa Indonesia adalah bahasa yang penting mengingat inilah bahasa yang dapat menyambung lidah 235 juta orang dari latar belakang suku, agama, budaya, dan bahasa yang berbeda.

Pantas saja di Singapura, pelajar Indonesia yang mengambil Bahasa Melayu mendapat peringkat yang bagus ketika menduduki ujian Bahasa Melayu berbanding mengambil ujian Bahasa Indonesia. Kalau saya, justru kebalikannya. Karena inilah bahasa yang sudah saya pelajari sejak kecil. Sejak kecil (era 1990an), hampir setiap malam saya menonton siaran berita yang ditayangkan bersamaan di semua stasiun televisi. Saya juga diperkenalkan dengan program Dunia Dalam Berita.

Di dunia maya ketika berada di luar negeri, saya membaca minimal tiga koran Indonesia dalam format e-paper. Hampir setiap kahir pekan, saya mengunjungi situs web Okezone.com dan Metro TV untuk menonton video berita mereka. Jujur saja, bukan menyombongkan diri, saya juga bisa menunjukkan kesalahan bahasa yang digunakan oleh media elektronik kita dalam penggunaan tata bahasa mulai dari kesalahan kata hingga tanda titik dan koma.

Kalau banyak pelajar mendapat nilai kurang memuaskan, apa bahasa yang mereka pakai selama ini? Ataukah kita yang sering lupa batas antara bahasa baku dan bahasa tidak baku?

——

KPI Umumkan 5 Sinetron Bermasalah
Courtesy: Kompas

Ini lagi. Ada banyak hal yang membuat saya muak menonton televisi Indonesia. Pertama, jam karet. Banyak stasiun televisi memiliki jadwal tayang ngalor ngidul. Janjinya sebuah acara tayang pukul 17.00 akhirnya tayang pukul 17.10 misalnya. Itu pun tanpa permintaan maaf dan hanya ditayangkan dalam ticker atau teks berjalan saja. Jumlah iklan dan jam tayang suatu acara juga sangat tidak proporsional.

Kedua, sinetron dan infotainmen. Infotainmen hanyalah sarana sensasionalisme dan pembunuhan karakter. Isinya hanyalah berita sampah atau junk news. Presenter selalu memanaskan masalah kepada para pemirsa dan tampak agresif dalam membacakan “berita” mereka. Inikah hasil karya jurnalisme terbaik yang bisa dihasilkan oleh wartawan kita? Tahukah anda bahwa wartawan infotainmen adalah salah satu pekerjaan yang paling dibenci calon mertua berdasarkan majalah Jakarta Java Kini? Sinetron juga tidak jauh berbeda. Alur ceritanya nggak karuan.

Contohnya sinetron Cinta dan Anugerah. Bagaimana mungkin Nabila yang meninggalkan rumah Reza berjalan kaki keesokan harinya bisa menyetir mobil padahal mobil itu adalah hadiah dari Reza?

Mungkin stasiun televisi berbobot seperti TVRI harus menayangkan program yang tujuannya menyerang sinetron-sinetron dan program jurnalisme sensasionalis. Seperti apa yang dilakukan Australian Broadcasting Corporation dengan acara Media Watch dan Chaser’s War On Everything.

——

Berkhianat Itu Rasional
Courtesy: Kompas

Jujur saja, siapa yang tidak pernah berkhianat? Saya sendiri pernah. Berkhianat sah-sah saja asalkan demi kebaikan semua daripada demi kepentingan pribadi. Tentu saja pengkhianatan dalam konteks ini berbeda dengan pengkhianatan yang terjadi di kantor-kantor. Kalau itu namanya penjilat, bukan pengkhianat.

——

Karya Budaya Indonesia Berkelas Dunia
Courtesy: Kompas

Satu hal lagi yang patut dibanggakan Indonesia. Warisan budaya ini harus kita gunakan sebaik-baiknya seperti dalam promosi pariwisata dan pengenalan budaya kepada generasi muda. Jangan dibiarkan pengakuan ini hanya menjadi sekadar berita dan pajangan.

——

Bus Gandeng Komodo
Courtesy: Koran Tempo

Bus gandeng sudah menjadi pemandangan biasa di kota-kota utama dunia seperti New York, London, dan Sydney namun masih menjadi barang baru di ibu kota Jakarta. Sudah saatnya peremajaan alat transportasi dilaksanakan mengingat banyak kendaraan umum di Indonesia sudah tidak layak pakai dan tidak ramah lingkungan.

Menurut saya, bus gandeng lebih layak digunakan di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Dulu ada juga namanya bus bertingkat di Jakarta pada dekade 1980an. Setelah itu menghilang entah ke mana. Padahal bus bertingkat masih digunakan di London dan Singapura.

——

Jakartaria 21-08-2009
Courtesy: Kompas

“Pak, Jakarta adalah kota terbaik di Asia untuk belajar sabar!

Highlights (15/08/2009)

Kontan Daily - DPR Lupa Menyanyikan Indonesia Raya
Courtesy: Kontan

Kartunis muda Indonesia, Benny Rachmadi melampiaskan pendapatnya terhadap absennya lagu kebangsaan ‘Indonesia Raya’ pada saat Sidang Paripurna DPR kemarin. Lagu ‘Indonesia Raya’ yang semestinya dikumandangkan sebelum Presiden Republik Indonesia membacakan pidato akhirnya dinyanyikan setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakhiri pidatonya. Itu pun setelah adanya interupsi dari anggota DPR Panda Nababan.

Dalam kartun yang dimuat di surat kabar Kontan hari ini, Benny menyindir dengan menggambar vokalis band ‘Kuburan’ menyanyikan parodi lagu ‘Lupa Lupa Ingat’. Lagu itu diplesetkan menjadi

Lupa
Lupa Lupa Lupa
Lupa nyanyi Indonesia Raya
Lupa Lupa
Ingat

Anggota DPR di kartun itu berdalih ingat tapi lupa. Mungkin anggota dewan ‘yang terhormat’ ingat lirik lagu ‘Indonesia Raya’ tapi lupa menyanyikannya. Pertanyaannya, benarkah anggota DPR semakin haus kekuasaan dan melupakan jati diri mereka? Lalu untuk apa parlemen dibentuk? Fungsi DPR adalah untuk mengaspirasikan suara rakyat dan menjadi panutan rakyat. Bukan memberikan contoh yang buruk kepada rakyat. Memang manusia sering membuat kesalahan tetapi lupa menyanyikan ‘Indonesia Raya’ adalah kesalahan yang tak termaafkan.

Masih Indonesiakah anggota dewan ‘yang terhormat’?

——

Oom Pasikom - 14-08-2009
Courtesy: Kompas

GM Sidharta masih membahas isu aksi terorisme di Indonesia dalam kartun klasik ‘Oom Pasikom’ karyanya. Entah waiternya yang tidak bisa melafalkan hruf ‘L’ atau memang aksi terorisme sudah menjadi buah bibir masyarakat Indonesia atau mungkin keduanya pesan yang ingin disampaikan oleh GM Sidharta.

Tampaknya, terorisme sudah bermasyarakat. Mampukah pemerintah mengentaskan masalah terorisme sepenuhnya? Saya percaya pemerintah bisa. Buktinya, pemerintah berhasil membasmi komunisme dari Indonesia pada tahun 1960an walaupun ada banyak teori konspirasi dipercayai sebagai penunggang pembasmian komunisme. Lalu bagaimana dengan terorisme? Apakah masih ada teori-teori konspirasi seperti komunisme?

——

Sosok - Erlina, Bertahan dengan Komik Lama
Courtesy: Kompas (klik pada gambar untuk memperbesar)

Segmen Sosok di harian Kompas hari ini mengangkat seorang tokoh wanita yang berusaha mempertahankan warisan Indonesia merdeka, komik-komik lokal. Komik-komik yang berusaha dipertahankan oleh Erlina di antaranya Si Buta dari Goa Hantu, Mahabarata, dan Ramayana. Erlina melanjutkan usaha yang ditinggalkan oleh almarhum suaminya.

Awalnya, Erlina hendak menghentikan usaha percetakan warisan suaminya karena beliau tidak mengerti dunia percetakan sama sekali. Banyaknya dukungan dari masyarakat penggemar komik-komik lokal di penjuru daerah di Jawa dan Bali membuat Erlina mengurungkan niatnya untuk menghentikan bisnis percetakannya. Bahkan salah seorang penggemar komik lokal dari Semarang menemuinya langsung.

Bagi saya, Erlina adalah seorang tokoh yang berjuang mempertahankan warisan Indonesia dari dekade 1970an yakni komik-komik lokal dengan adanya dukungan. Saya yakin jika semakin banyak dukungan diberikan kepada beliau, industri komik-komik lokal akan semakin semarak seperti pada masa-masa jayanya dulu.

Ironisnya, di saat generasi muda berusaha menunjukkan bahwa mereka setia kepada Ibu Pertiwi, toh masih banyak yang merasa asing dengan komik-komik lokal. Alasannya beragam macam mulai dari yang memandang rendah produk dalam negeri sampai ‘tidak ada yang memperkenalkan komik lokal’.

Saya sendiri adalah generasi muda. Saya memang belum pernah membaca komik lokal walaupun koleksi keluarga saya masih tertata rapi. Maklum, saya tidak kuasa untuk tidak bersin jika membaca buku atau majalah cetakan tahun 1980an dan sebelumnya. Namun jika ada edisi yang dijual Ibu Erlina (dengan kertas HVS dan sampul tebal), saya tidak akan segan membacanya.